Layar Terkembang
(St.Takdir Alisjahbana)
Akuarium di pasar ikan menjadi saksi
pertemuan kakak beradik Tuti dan Maria dengan seorang setuden bernama Yusuf.
Maria dan Tuti merupakan kakak beradik yang mempunyai sifat yang berbeda meski
mereka merupakan anak Wiriatmaja. Semakin hari kedekatan Yusuf dan kedua
kakak-beradik itu kian terihat, apalagi antara Maria dan Yusuf. Suatu hari
Maria dan Yusuf pergi bersama ke sebuah air tejun dan merekapun menjadi seorang
kekasih. Kemesraan mereka begitu jelas terlihat dari pancaran kebahagiaan yang
terlihat di wajah mereka.
Suatu hari, Maria menangis hanya
karena Rukamah berbohong akan kedatangan Yusuf. Tuti marah akan hal itu karena
seolah-olah perempuan menjadi budak laki-laki. Tutipun menasehati adiknya, akan
tetapi nasehat itu malah menjadi awal pertengkaran hebat. Hari-hari setelah
pertengkaran itu Tuti menjadi seseorang yang berbeda, dia sering melamun,
senang menggendong sepupunya yang masih kecil seolah dia merindukan seorang
anak juga seorang teman hidup hingga akhirnya dia bertemu Supomo, lelaki baik
yang selalu ada untuknya. Ketika mereka pulang bersama, Supomo menyatakan
perasaannya kepada Tuti dan ingin menikahi Tuti. Itu semua membuat Tuti
berfikir keras dan telah membuatnya frustasi. Setelah berfikir dengan
matang-matang, akhirnya Tuti memutuskan menolak permintaan Supomo. Di tengah
kemelut hati Tuti, Maria jatuh sakit. Malaria yang dideritanya membuat TBC yang
ada pada diri Maria pecah. Maria dibawa ke C.B.Z(Central Burgerlijk
Ziekenhuis), tapi setela beberapa lama Maria di rujuk ke RS TBC perempuan di
Pacet.
Berbulan-bulan penyakit Maria tak
kunjung sembuh malah setiap hari bertambah parah. Saat liburan. Tuti dan Yusuf
menjadi semakin dekat karena mereka sama-sama sedih akan Maria yang sakit. Saat
liburan, mereka menjeguk Maria. Maria sangat senang bisa bertemu dua orang yang
sangat ia sayangi. Di Pacet, Tuti dan Yusuf menginak di rumah seorag suami
istri, Ratna dan Saleh. Di sana, Tuti mulai sadar bahwa tidak semua istri
menjadi budak suami. Seperti halnya Ratna, meski ia seorang istri tapi ia tetap
bisa berkarya dan masih memiliki kebebasan. Berbeda dengan apa yang ada
dibayangan Tuti selama ini.
Liburan akan segera habis, Tuti dan
Yusuf bermaksud berpamitan kepada Maria untuk kembali mengurusi egiatan mereka.
Akan tetapi Maria menahan kedua tangan mereka dan menyatukan tangan tersebut
seraya berkata Tuti dan Yusuf harus bersatu dalam ikatan perkawinan. Meski
hatinya sakit mangatakan hal itu, tapi tetap ia lakukan karena ia tau bahwa
umurnya tidak akan lama lagi. Benar saja setelah ia mengatakan keingnannya itu,
Malaikat maut datang menjemputnya. Awalnya Tuti dan Yusuf merasa keberatan akan
permintan itu, akan tetapi setelah melihat ke dalam hati mereka masing-masing
akhirnya mereka menyadari perasaan mereka. Di hari yang cerah, mereka datang ke
tempat peristirahatan Maria untuk memohon restu akan pertunagan mereka.
Komentar:
Novel ini dikemas
dengan bahasa yang indah juga menggunakan setting yang menarik. Tokoh-tokoh
yang ada di dalamnya juga banyak menginspirasi kita untuk menjalani kehidupan
ini dengan baik dan berguna bagi lingkungan sekitar. Pesan moral yag disampikan
penuli juga dapat diterima pembaca karena cara penyampaiannya yang tidak
membosankan juga mudah untuk dimengerti.
0 komentar:
Posting Komentar