Nilai-nilai Multikultural
Pada Film “?” (Tanda Tanya)
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemain :Revalina
S Temat sebagai Menuk
Reza
Rahadian sebagai Soleh
Agus
Kuncoro sebagai Surya
Endhita sebagai Rika
Rio
Dewanto sebagai Ping Hen
Henky
Sulaeman sebagai Tan Kat Sun
Durasi : 90 menit
Dalam
suatu masyarakat terdapat berbagai kebudayaan. Masyarakat hidup berdampingan
dengan budaya mereka masing-masing. Itu menunjukkan bahwa di dalam masyarakat
terdapat toleransi. Namun, tidak selamanya masyarakat menerima suatu budaya
yang dipakai seseorang. Terkadang, perbedaan budaya menyebabkan suatu
perselisihan kecil bahkan tidak jarang menjadi suatu masalah besar.
Film
“Tanda Tanya” menceritakan bagaimana masyarakat yang berbeda budaya hidup dalam
suatu wilayah yang sama. Berikut merupakan nilai-nilai multikultural yang dapat
kita lihat dalam film “Tanda Tanya”:
·
Diceritakan Tan Kat Sun seorang Tionghoa
yang beragama Kong Hu Chu mempunyai usaha restoran Cina. Dia mempekerjakan
Menuk yang beragama Islam. Ini menunjukkan bahwa dalam wilayah itu terdapat
subkebudayaan yang berbeda. Tan Kat Sun seorang Tionghoa, sedangkan Menuk orang
Jawa.
·
Meski Tan Kat Sun beragama Tionghoa,
namun ia tidak melarang Menuk melaksanakan kewajibannya, yaitu sholat. Pada awal
cerita diperlihatkan Menuk yang sedang sholat di temapat Tan Kat Sun, di
sampingnya ada istri Tan Kat Sun yang juga sedang beribadah dengan membakar
dupa. Hal itu menunjukkan bahwa berbeda budaya, bukan hal yang dapat
menghalangi hidup bermasyarakat. Namun, dalam masyarakat multikultural
diperlukan toleransi agar tidak timbul masalah.
·
Menuk yang bekerja pada restoran Tan Kat
Sun menunjukkan adanya toleransi dikedua belah pihak. Meski mereka berbeda
agama, namun mau bekerjasama mengelola restoran tersebut. Tan Kat Sun dalam
mengolah makanan menggunakan alat yang berbeda untuk daging babi dan daging
sapi atau ayam. Karena ia menghargai masyarakat sekitar yang kebanyakan
beragama Islam. Dia juga memisahkan menu yang berbahan daging babi dengan
makanan lain. Hal ini ditunjukkan saat Tan Kat Sun mengajari Hendra (anaknya)
mengelola restoran. Hendra ditunjukkan alat-alat mana saja yang dipakai untuk
mengolah daging babi dan alat mana saja yang digunakan untuk mengolah makanan
lain ynag halal untuk umat Islam. Selain itu, Tan Kat Sun juga menutup
restorannya saat bulan Puasa sebagai bentuk menghargai agama Islam. Hal-hal
tersebut menunjukkan toleransi antarumat beragama.
·
Toleransi yang lain terlihat saat
peringatan Jumat Agung bagi umat Katolik yang diselenggarakan di Gereja. Acara
itu dijaga oleh Banser yang anggotanya merupakan umat Islam. Hal yang sama
terjadi saat Natal. Perayaan Natal dijaga oleh Banser yang beranggotakan umat
Islam. Dalam penyajian makanan Umat Islam turut membantu. Di sana Menuk
termasuk ke dalam salah seorang yang membantu menyiapkan makanan untuk umat
Kristen.
·
Dalam masyarakat multikultural, sangat
rentan terjadi perselisihan dan masalah. Dalam film “Tanda Tanya” pun
diperlihatkan bagaimana masalah itu timbul karena perbedaan budaya. Hendra yang
beragama Tionghoa tidak mau menghormati umat agama Islam. Hal ini ditunjukkan
saat Hendra membuka restoran dan menyuruh para pegawai unutk tetap bekerja saat
Hari Raya Idul Fitri, padahal Tan Kat Sun (ayahnya) telah menutup restoran
selama Hari Raya. Hal itu membuat warga marah yang akhirnya mengakibatkan
kerusuhan. Kerusuhan itu membuat restoran Tan Kat Sun hancur dan ia pun
meninggal. Ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat multikultural harus ada sikap
toleransi anatarindividu.
0 komentar:
Posting Komentar