Ringkasan Buku Sumbangan Borneo-Kalimantan Terhadap Sastra Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia


Sumbangan Borneo-Kalimantan Terhadap Sastra Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia

PERKEMBANGAN SASTRA KEBANGSAAN DI SARAWAK
Kegiatan-kegiatan kesusastraan yang diadakan di seluruh negeri Sarawak sejak tahun 1983 sangat besar dampaknya bagi perkembangan dan kemajuan sastra kebangsaan di negeri itu. Tahun 1983 disebut secara khusus karena dalam tahun itulah DBPCS mulai berperan aktif dalam merangsang perkembangan sastra kebangsaan di Sarawak dan kewujudannya mulai mendapat perhatian serta dianggap oleh pihak berwenang dan masyarakat di seluruh negeri itu. Faktor-faktor yang mendorong kasusastraan di negeri Sarawak adalah sebagai berikut:
a. Seminar/Pertemuan Penulis                               e. Anugerah/Hadiah
b. Bengkel Penulisan                                                f. Sumbangan para penulis Sarawak
c. Peraduan/Sayembara Penulisan                     g. Acara-acara lain yang berunsur seni
d. Penerbitan Buku Yang Berkala                            sastra
Kehadiran DBP Cawangan telah memberikan konstribusi besar dengan merancang dan melaksanakan pengembangan sastra yang lebih sistematik dan menyeluruh hingga DBP menjadi institusi sastra yang dikenali di negeri itu. Implikasinya, semua kegiatan sastra melibatkan DBP.
MENAKAR SUMBANGAN KALIMANTAN PADA PERKEMBANGAN SASTRA INDONESIA
Pada pertengahan dasawarsa 1970-an, ketika novel Upacara (1976) karya Korrie Layun Rampan muncul sebagai novel fenomenal yang mengangkat tradisi etnis Dayak, banyak pengamat sastra Indonesia memuji dan sepakat bahwa Upacara merupakan novel terbaik pada dasawarsa tersebut. Meskipun saat itu Korrie tinggal di Jakarta, Upacara tetap dianggap sebagai sumbangan Kalimantan Timur-daerah asal Korrie- yang sangat penting bagi sastra Indonesia. Novel ini dapat dianggoa sebagai salah satu sumber inspirasi bgi munculnya “Gerakan Kembali ke Timur”. Sebuah gerakan sastra yang mengajak kembali pada kekayaan estetika dan konten dunia timur sebagai dasar filosofi, konsep estetis, dan rujukan nilai-nilai ekstrinsik dalam pengembangan sastra Indonesia.
Di Kalimantan cukup banyak dan sering diadakan kegiatan-kegiatan sastra besar yang dapat ikut menggairahkan tradisi pemikiran dan penciptaan sastra Indonesia. Banyak juga sastrawan yang terlibat aktif dalam berbagai events sastra besar dan ikut menyumbangkan karya sastra serta gagasan-gagasan penting. Akan tetapi, setelah kesuksesan novel Upacara, Kalimantan belum banyak berbicara ataupun dibicarakan di kancah nasional. Hal ini disebabkan karena tradisi sastra yang masih terpusat dengan media publikasi dan politik sastra yang terpusat, serta tradisi kritik dan pengamatan sastra yang juga terpusat.
SASTRA MODERN DI KALIMANTAN BARAT: DAHULU DAN KINI
Karya sastra abad ke-19 termasuk kategori sastra sejarah karena merekam peristiwa penting yang pernah terjadi di Kalimantan Barat secara faktual. Menilik peranan sastra abad ke-19 ini dapat dikatakan pengarang memiliki kontribusi besar yang tidak bisa dinafikan dalam mencatat berbagai peristiwa sejarah dan konteks sosial-budaya masyarakat Kalimantan Barat praproklamasi. Pada era 50-an media cetak merupakan media massa yang sangat popular bagi masyarakat Indonesia, seperti Majalah Siasat dan Mimbar Indonesia.
Konteks kekinian perkembangan sastra modern di Kalimantan Barat masih memanfaatkan media massa sebagai publikasi. Namun, peran dunia saiber dan penerbitan pun sangat menetukan perkembangan sastra modern di Kalimantan Barat. Kemudahan dalam membuat halaman pribadi gratis dan membangun situs yang berbayar menyebabkan banyak penulis Kalimantan Barat yang mengaktualisasikan diri dengan fasilitas dunia maya tersebut.
MENJAGA SASTRA ANAK
Zaman berubah dengan cepat. Terasi yang menjadi senjata pamungkas Timun Mas seperti telah menenggelamkan Raksasa Buto Ijo bersama kisah-kisah pengantar tidur. Sehingga, yang perlu kita lakukan saat ini adalah mengambil peran masing-masing dalam upaya menyelamatkan sastra anak dari kehancuran. Para guru dapat melakukan tugasnya dengan cara misalnya memberikan tugas kepada siswa untuk mengumpulkan kisah, mitos, legenda, dongeng, petuah, dan nasihat dari orang tua supaya dapat terdokumentasi. Selanjutnya, dokumentasi tersebut dapat dibukukan.
KEBANGGAN SASTRA SEBAGAI KEBANGGAN DAERAH: Sumber Kreativitas Dan Inovasi Penciptaan
Kedaerahan atau lokalitas sebagai persoalan penting dalam dunia penciptaan sastra modern. Ada kegelisan yang dirasakan pengarang akibat situasi sosial-budaya yang telah menyeret mereka pada kondisi sastra yang dinilai kurang membumi: keterasingan historis dari akar tradisi sendiri. Namun, saat ini telah melampaui sekat-sekat geografis maupun kultural sehingga kita seakan-akan sedang berada di sebuah negeri tanpa batas.
Secara teoritis, karya-karya yang mengangkat unsur-unsur kedaerahan atau lokalitas lazim dikelompokkan ke dalam genre sastra berwarna lokal. Gambaran kedaerahan tidak saja terlibat dalam latar tempat cerita berlangsung atau sekadar mengutip beberapa kosa kata daerah, tetapi juga harus termanifestasikan dalam karakter tokoh dan gaya bahasa yang merupakan cerminan jiwa kebudayaan daerah bersangkutan.
Menurut Jamal T.Suryanata manakala lokalitas atau aspek-aspek kedaerahan itu dihubungkan dengan kedudukannya sebagai sumber kreativitas dan inovasi penciptaan karya-karya sastra, maka dapat dibagi menjadi tiga posisi atau kategori, yakni: Pertama, daerah sebagai lokalitas fisik (bentuk) karya sastra. Kedua, daerah sebagai lokalitas mental (isi) karya sastra. Ketiga, daerah sebagai lokalitas fisik-mental (bentuk dan isi) karya sastra. Keberpihakan terhadap salah satu dari ketiga kategori lokalitas sastra tersebut sangat bergantung pada kualitas diri masing-masing pengarang.
KALIMANTAN TIMUR DALAM SASTRA INDONESIA
Para penyair dan sastrawan awal Kalimantan Timur dapat dianggap sebagai pembuka jalan bagi para sastrawan yang datang kemudian. Puisi-puisi pada Angkatan Balai Pustaka kebanyakan menggunakan pola konvensional seperti masih menggunakan persajakan pantun dan syair dan bentuk prosa masih dengan pola hikayat dan riwayat yang subur pada zaman sastra Nusantara. Karya sastra di Kalimantan Timur lebih mementingkan amanat atau tema dan tendens dibandingkan pengucapan secara estetik.
Jika ditilik dari segi pengucapan dari generasi ke generasi, tampaknya kurang menunjukkan pembaharuan bentuk. Kebanyakan para sastrawan mengikuti mainstream sastra nasional yang secara kuat mengimbaskan pengaruhnya kepada para sastrawan lokal. Namun, secara tematik karya-karya para sastrawan ini menunjukkan penerobosan ke dalam pemikiran yang cukup mumpuni dan sangat berharga karena mencerminkan keuniversalan tema-tema kemanusiaan.
PANATURAN: SASTRA SUCI SUKU DAYAK NGAJU
Panaturan merupakan sastra lisan yang sakral dan hanya dituturkan atau dinyanyikan dalam acara ritual keagamaan dengan memakai bahasa ritual. Penutur atau pelantunnya para imam atau para rohaniwan Dayak yang disebut Basir atau Tukang Hanteran. Hans Scharer (1946, 1963) memaparkan bahwa nyanyian-nyanyian kudus menceritakan tentang peristiwa-peristiwa Ilahi pada waktu yang paling awal. Selain itu juga memperlihatkan bagaimana kahidupan suci harus dijalani sesuai dengan norma-norma dan aturan Ilahi.
Pada mulanya panaturan murni tradisi lisan yang dituturkan dalam ritual tertentu saja. Namun pada tahun 60-an, mereka mulai berfikir menulis dan menjadikan perkataan-perkataan para imam Dayak ketika melaksanakan ritual itu sebagai kumpulan ajaran Kaharingan. Untuk itu, para Basir senior didorong untuk menuliskan pengetahuan lisan mereka ke dalam bentuk tulisan. Pada tahun 1972, terbit semacam buku kumpulan sejarah Kaharingan dengan judul Kaharingan. Dengan dicetaknya Panaturan maka terjadi penyebarluasan kemelekhurufan religius.
PERAN PENTING ORGANISASI SASTRA MEMBANGUN KREATIVITAS DAN INOVASI SASTRA DI KALIMANTAN BARAT
Organisasi sastra di Kalimantan Barat, sudah ada sejak tahun 1980. Karya-karya mereka saat itu telah memberikan janji baru bagi perkembangan sastra di Kalimantan Barat. Perlu kita pahami bahwa nilai-nilai budaya bangsa merupakan bangunan bawah sadar atau fondasi dari moral masyarakat. Semangat kebangsaan juga merupakan sumber nilai dan moral yang mengilhami para pegiat sastra untuk berkarya. Keunikan bersastra merupakan asset berharga bagi masyarakat dan bangsa yang berbudaya. Oleh karena itu, untuk menjaga eksistensi dan motivasi para pegiat sastra, sudah waktunya ada organisasi sastra yang benar-benar mampu memberikan roh kehidupan sastra. Memberikan motivasi dan inovasi bagi para pegiat sastra. Dengan program kerja kreatif dan jelas, tentu dapat memberikan motivasi dan inovasi. Bahkan dapat meningkatkan wawasan sastrawan melalui diskusi, dialog sastra, dan kegiatan lainnya.
PERAN KUNCI SASTRA DALAM DUNIA PENDIDIKAN: SASTRA, PENDIDIKAN KARAKTER DAN UJIAN NASIONAL
Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diuji-nasionalkan pada jenjang SD/MI,SMP/MTs, dan SMA/MA. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib dalam UN. Dalam kisi-kisi UN, materi kesastraan juga diujikan seperti halnya materi kebahasaan. Kontribusi materi sastra terhadap nilai ujian nasional Bahasa Indonesia cukup besar. Oleh karena itu, pelajaran sastra tidak bisa diremehkan baik oleh siswa, guru, atau sekolah. Selain dapat memperluas wawasan peserta didik, sastra dapat memperhalus budi pekerti, serta kecintaan dan penghargaan terhadap karya budaya bangsa sendiri.
Apabila pelajran sastra di sekolah diberikan secara intensif dan berkelanjutan, maka ada dua manfaat yang diperoleh: Pertama, dapat meningkatkan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran UN, dan kedua, dapat mengembangkan karakter peserta didik.
PERKEMBANGAN PENULISAN DAN CABARAN PENULIS-PENULIS LABUAN: SUATU ANALISIS
Kemajuan sebuah persatuan yang berteraskan penulisan atau dengan kata lain persatuan kebahasaan dan kasusastraan bergantung kepada kebijaksanaan dan komitmen pemimpin serta ahli-ahli jawatan kuasa yang diberi tanggung jawab memikulnya. Persatuan Penulis Wilayah Persekutuan Labuan (PERWILA) ditubuhkan kira-kira setahun setelah Pulau Labuan diisytiharkan sebagai Wilayah Persekutuan kedua pada 4 April 1984 selepas Kuala Lumpur (1972). Program yang dilaksanakan oleh PERWILA yang cukup besar adalah Dialog Teluk. Program ini bertujuan dapat merubah dan melonjakkan lagi semangat menulis dan pemikiran ahli-ahli PERWILA.
Labuan, khususnya PERWILA kini boleh berbangga hati karena dapat melahirkan beberapa kelumit penulis yang sudah lebih dulu muncul dengan karya-karya besar penulisan mereka, terutama Sdr Resmansyahn Indrat menjadikan bidang penulisan sebagai sepenuh masa. Beliau telah menulis beberapa buku seran di bawah penerbitan KarnaDia dan Novel Shaakur di bawah penerbitan PTS. Penulis-penulis lain muncul melalui sayembara menulis cerpen atau puisi kemudian diterbitkan secara berkumpulan dalam antologi cerpen dan puisi.
KEDUDUKAN SASTRA MODERN BANJAR DI TENGAH-TENGAH SASTRA INDONESIA
Sastra Banjar adalah sastra yang hidup dan berkembang di lingkungan etnis Banjar. Sebagai sastra etnik, sastra Banjar sangat sukar melampaui batas-batas wilayah lingkungannya. Walau demikian, sastra Banjar tetap hidup dan berkembang karena masyarakatnya tetap menghendaki keberadaannya. Sastra Banjar hidup di tengah-tengah kehidupan sastra Indonesia yang sangat mapan. Kedudukan bahasa Indonesia yang terlampau kuat di tengah-tengah bahasa daerah berdampak melemahnya kedudukan bahasa daerah. Melemahnya kedudukan bahasa daerah berarti juga melemahnya kedudukan sastra daerah.
Problema yang dihadapi sastra Banjar dari sisi pengarangnya, antara lain belum dikuasainya teknis penulisan karya sastra berbahasa Banjar oleh mayoritas sastrawan Banjar sendiri. Penulisan karya sastra berbahasa Banjar memang tidak dapat dilakukan dengan menerapkan teknik alih bahasa atau alih kode dengan cara menerjemahkan karya sastra berbahasa Indonesia atau bahasa lainnya. Hal ini mengingat, struktur konsep berfikir dalam bahasa Indonesia sama sekali berbeda secara alamiah dengan struktur konsep berfikir dalam bahasa Banjar.
Sastra Banjar di masa depan akan menghadapi masa-masa kekurangan pembaca jika semakin hari semakin sedikit saja generasi penerus di Kalsel ini yang dapat mengerti bahasa Banjar. Padahal, sastra Banjar membutuhkan khalayak pembaca. Tanpa khalayak pembaca yang memadai, sastra Banjar tidak akan dapat dimaknai sebagaimana mestinya.
STRATEGI JITU MEMASYARAKATKAN BUKU
Kebiasaan membaca memiliki hubungan yang erat dan positif dengan perkembangan kognitif dan sosial anak. Di samping dapat memperkaya kehidupan siswa, membaca buku-buku sastra dapat berkontribusi penting dalam hal pendidikan. Mengingat besarnya pengaruh teknologi informasi dan komunikasi terhadap kebiasaan dan minat baca anak-anak, perlu difikirkan langkah-langkah efektif yang bisa menumbuhkan motivasi membaca sehingga anak memiliki kecintaan terhadap buku dan juga memiliki kegemaran membaca, seperti:
a. Orang tua sebagai guru pertama harus mengenalkan buku-buku bacaan mulai saat mereka
    belum sekolah
b.Guru dan sekolah harus melanjutkan dukungan dan bimbingan yang telah diberikan orangtua
   siswa dengan program literasi yang sistematis di sekolah.
c. Pemerintah harus berperan aktif dalam menjamin ketersediaan buku-buku bacaan di kalangan masyarakat Indonesia secara luas.
DARI RAKIS KE MAKA: SASTERA BRUNEI MENYUSUR JALUR BUANA
Sejarah persuratan Brunei bukanlah suatu tempalan kepada persuratan Nusantara. Syair Rakis karangan Pengiran Shahbandar Muhamad Salleh adalah karya agung negara. Syair yang mengandungi 175 bait tersebut telah dinukil sebagai adikarya yang tinggi mutunya. Pengiran Shahbandar adalah pemikir dan sastrawan yang digalati serta mempunyai kedudukan yang istimewa. Karyanya pada tahun 1845 tidak dilihat sebagai pelopor kasusastraan Melayu modern yang berjasa karena pemikirannya jauh melampaui modern daripada pemikiran sastrawan sezamannya.
Dalam meletakkan kasusastraan Brunei di peringkat global, terdapat perkembangan yang menarik apabila membicarakan soal kebangsawanan penulis dari sudut personal. Kehadiran para sastrawan Brunei dalam dunia kasusatraan memberi warna semangat, cerita, dan cita-cita bangsa yang sinergi. Sastra yang mereka tekuni menceritakan tentang masyarakat biasa yang hidup dalam situsi mandiri.


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Pokem's Blog. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates